JuSt about TEA
Judul Buku : Teh
Jumlah Halaman : 72
Pengarang : Murdijati Gardjito & Dimas Rahardian A.M.
Penerbit : Penerbit Kanisius Yogyakarta
Cetakan : 5
Tanaman teh (Camellia sinensis) diduga berasal dari daerah pegunungan Himalaya dan daerah-daerah pegunungan yang berbatasan dengan negara RRC, India, dan Birma. Hingga kini tanaman teh hampir menyebar keseluruh dunia.
Tanaman teh dapat tumbuh subur baik didaerah tropis maupun subtropis, dengan ketinggian mnimum 800 m dpl pada dataran rendah hingga 1200 m dpl pada dataran tinggi. Kondisi yang dibutuhkan untuk tumbuh optimal antara lain curah hjan 2000 mm/tahun, suhu udara harian 13-250C, dan kelembapan kurang dari 70%.
Sampai saat ini teh ditanam dilebih dari 30 negara. Banyak sekali jenis teh didunia ini, yang dikembangakan hanya dari satu tanaman Camellia sinensis. Masing-masing negara mempunyai olahan teh masing-masing.
Dari semua produk teh yang ada, 78% adalah teh hitam, yang banyak dikonsumsi di dunia barat, 20% adalah teh hijau, yang paling banyak dikonsumsi di negara-negara Asia, dan yang 2% adalah teh oolong, yang terbanayk dikonsumsi oleh Cina bagian selatan. Lain halnya di Indonesia. Meskipun ketiga jenis teh tersebut dikenal, teh yang paling poluler adalah teh wangi, yaitu teh oolong yang dicampur bunga melati.
Akhir-akhir ini, tren minuman teh ready to drink semakin meningkat. Teh jenis ini mulai diproduksi serta dikemas secara massal oleh perusahaan besar. Kemasannyapun menarik, antara lain berupa botol, tetrapack, gelas plastik yang ditutup dengan seal, atau kaleng. Teh ini didesain agar mampu tahan lama berada dalam kemasan. Di pasar dapat ditemui berbagai jenis teh ready to drink, seperti teh hijau dan teh wangi. Bahkan perkembanagnnya sangat pesat, hingga akhirnya muncul teh rasa buah dan teh berkerbonasi.
Produk berbasis teh mempunyai spektrum industri yang sangat luas, mencakup teh untuk industri makanan/minuman, industri kimia, industri farmasi dan industri kosmetik.
Berikut beberapa variasi olahan teh yang jarang ditemui di Indonesia :
- Teh dekafeinasi. Daun teh sebenarnya mengandung kadar kafein lebih tinggi daripada kopi. Sebagian orang lebih menyenangi teh non-kafein atau teh dekafeinasi. Namun jenis ini kurang populer di Indonesia.
- Canned Tea atau teh dalam kaleng
- Effervescent Tea Tablets. Untuk menyajikan teh effervescant cukup dengan melarutkan tablet dalam air panas maupun dingin tanpa harus mengaduknya, karena tablet tersebut sudah mengandung soda yang berfungsi sebagai pengaduk.
- Permen rasa teh
- Mi rasa teh ala Jepang. Nama masakannya adalah Cha Soba. Cara pembuatanya seperti mi pada umumnya, namun pada saat pencampuran ditambah ekstrak teh hijau.
- Nasi rasa Teh. Di Jepang, nasi sering pula dicampur dengan teh melati.
- Es krim teh hijau. Dengan penambahan teh hijau, diharapkan es krim mampu memberi kesehatan, karena teh kata akan anti oksidan.
- rokok rasa teh. Pada tahun 2006, salah satu perusahaan rokok terbesar di Indonesia melakukan inovasi dengan melukcurkan rokok kretek beraroma teh perta di Indonesia, yang akhirnya disukai oleh kalangan pemuda.
- Teh mint. Teh yang dicampur daun mint dan gula banyak digemari di Arab.
Teh sebagin besar mengandung senyawa aktif seperti polifenol, termasuk didalamnya flavonoid. Polifenol merupakan zat yang mampu memberikan perlindungan terhadap zat karsinogenik (penyebab kanker).
Teh, terutama teh hijau, mampu menurunkan berat badan. Hal ini disebabkan teh hijau mempunyai potensi sebagai termogenesis sehingga mampu meningkatkan pembakaran kalori dan lemak yang berimplikasi terhadap penurunan berat badan.
Yah.... cuma sekedar berbagi Informasi.....!!!!! :)
